Jumat, 23 Maret 2012

TAQWA, Solusi Hidup dan Kehidupan

By : Rijal Muhammad

Istilah taqwa memang sudah sangat sering sekali kita dengar, namun bisa jadi hanya baru sebatas diucapkan atau teori karena judul diatas tidak serta merta terbukti dalam kehidupan nyata. Atau, bisa jadi karena kita salah dalam memahami taqwa itu. Inilah yang harus jadi renungan bagi seorang Muslim, kala ia ingin menjadi seorang muslim yang tulen atau disebut dengan "almuslimuuna haqqan", yaitu keadaan seorang muslim yang bukan hanya meyakini Islam sebagai agamanya tapi juga mampu memahami Islam-nya dengan baik dan mampu tampil dengan ajaran-ajaranya yang ideal dan menyelamatkan.

Banyak sekali sebenarnya ilustrasi tentang taqwa. Mislanya, saat saidina Umar ra bertanya tentang taqwa kepada Ubay bin Ka'ab, Ubay bin ka'ab malah balik bertanya kepada Umar. "Apakah engkau pernah berjalan di suatu tempat yang berduri?", tanya Ubay. Umar pun menjawab, "ya". Ubay pun berkata lagi, "apa yang engkau lakukan dijalan seperti itu?". Jawab Umar, "aku melangkah dengan waspada dan hati-hati". Ubay menjawab, "itulah taqwa". Ada lagi jawaban saidina Ali karraomallahu wajhah saat ditanya tentang taqwa. Ali menjawab taqwa adalah "takut kepada Allah yang diiringi rasa cinta bukan karena takut pada neraka".

Untuk memperjelas gambaran taqwa itu, mari kita lihat maknanya yang dilihat dari segi kebahasaan. Taqwa seperti yang dijelaskan oleh para ulama adalah menjaga dan memelihara diri dari sesuatu yang mengganggu dan membahayakan. Menurut pakar kata Al-qur'an, Raggib al-Isfahany dalam Almufradat Fi Gharibil Qur'an, adalah menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa dan menjadi sempurna jika meninggalkan sebagian yang dihalalkan. Dari segi hukum syara' taqwa adalah menjaga dan memelihara diri dari siksa Allah, dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Rosulullah saw dalam salah satu haditsnya menyatakan bahwa menaati Allah dan tidak mengingkari-Nya, senantiasa ingat dan tidak melupakan-Nya, bersyukur kepada-Nya dan tidak mengkufuri nikmat-Nya.

Dari penjelasan diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa taqwa itu mengandung point terbesar yaitu ketaatan. Taat akan berimplikasi pada kesadaran untuk melakukan perintah dan menjauhi yang dilarang. Taat juga akan membuat seseorang melakukan sesuatu atas dasar cinta karena ia yakin bahwa tak ada yang tidak baik dari semua yang diajarkan Allah. Ketaatan yang sesungguhnya akan membuat seseorang berbudi pekerti baik. Ketaatan yang sebenarnya mendidik orang menyadari untuk tahu diri tentang apa dan bagaimana ia berprilaku. Demikianlah sebagian inti taqwa.

Ketaqwaan seperti inilah yang akan mampu mengundang dan menarik janji-janji Allah yang dipaparkan lewat ayat-ayat al-Qur'an bagi yang mengetahui dan menjalaninya dengan sebaik-baiknya. Diantaranya yaitu :

1. Taqwa akan memnyebabkan semua urusan menjadi mudah

Firman Allah dalam QS. Attalaq : 4, وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا barang siapa bertaqwa pada Allah maka Allah akan menjadikan segala urusannya menjadi mudah. Ini bukan omong kosong. Terdengarnya sudah biasa tapi faktanya tidak biasa. Berapa banyak orang yang mempunyai cobaan dan musibah begitu berat, namun mereka sanggup menghadapinya. Semua urusan beratnya selesai seolah ada saja kemudahan yang didapatkannya tanpa harus mengganggu akidah dan keimanannya. Modalnya hanya satu taqwa.

2. Taqwa akan memelihara seseorang dari tipu daya syetan

Dalam QS. Al-a'raf : 201 Allah memberitakan, إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَواْ إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُواْ فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ

0 komentar:

Posting Komentar