Jumat, 09 Maret 2012

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Nabi Muhammad SAW

By : Rijal Muhammad

Dalam memahami sosok agung yang satu ini, memang memerlukan kecermatan dan ketelitian tentang sejarah dan semua yang disandang dirinya yang mulia itu. Ketidaktahuan dan ketidakcermatan dalam mengkaji sejarah dan pribadi beliau akan melahirkan dua sikap yang saling bertolak belakang. Di satu pihak ada yang sangat mengkultuskannya, namun di pihak lain ada yang terlalu merendahkannya. Keduanya merupakan sikap yang salah, karena biar bagaimanapun, meskipun Muhammad SAW adalah seorang nabi tapi ia juga manusia biasa seperti kita yang pernah melakukan aktifitas layaknya kebanyakan manusia. Yang membedakannya ialah hanya karena ia mendapat wahyu dari Allah swt. Karena itu pada tulisan ini akan disampaikan tanya jawab tentang beberapa fakta sekaligus bantahan terhadap orang-orang yang menyangsikan tentang kebenaran kenabian Muhammad saw yang diutus Allah swt sebagai nabi terakhir diakhir zaman.

Berikut beberapa pertanyaan dan jawaban sekaligus terkait dengan semua hal yang dinisbatkan kepadanya.

1. Pertanyaan : Masih banyak orang yang menyangsikan bahwa al-Qur'an adalah kalam Allah tapi bisa jadi rekayasa Nabi Muhammad. Bisa dijelaskan bukti-bukti bahwa al-Qur'an bukan berasal darinya?

Jawab : Nabi Muhammad terlahir sebagai orang yang ummi atau tidak pandai baca dan tulis karena memang tidak pernah mengenal dunia pendidikan. Namun dalam penjelasannya, ia dididik langsung oleh Tuhannya dan memperbaiki didikan itu. Masihkah Anda masih menyatakan kalau al-Qur'an itu buatannya disaat kondisinya yang tidak bisa baca tulis?

Dalam salah satu ayat al-Qur'an dinyatakan bahwa Muhammad saw tidak berkata tentang satu ayatpun kecuali ayat itu bearasal dari wahyu Allah swt. Tidak hanya ayat itu berasal dari Allah, tapi ayat-ayat yang disampaikannya itu tidak dikurangi atau dilebihkan. Misalnya, setiap ayat yang diawali oleh kata "QUL" yang artinya katakanlah. Apakah Anda menduga bahwa itu bagian kata yang substansial? Padahal kata itu sebetulnya tidak perlu diulangi. Kalau saya berkata kepada Anda, "katakan, bahwa dunia itu fana". Apakah Anda akan mengulangi kata "katakan"? tidak perlu, Anda cukup mengatakan "dunia itu fana". Namun, tidak demikian yang terjadi pada kondisi Muhammad saw. Dia ulangi lagi kata "QUL" tersebut sebagai tanda kejujurannya dalam menyampaikan ayat yang tidak dilebihkan dan dikurangi. Al-qur'an adalah kalam Allah swt yang sempurna.

2. Pertanyaan : Mengapa Nabi Muhammad selalu diucapkan kepadanya "assalaam" yang berarti keselamatan. Bukankah itu menandakan bahwa Muhammad itu juga masih belum selamat karena perlu didoakan selamat oleh ummatnya?

Jawab : Tidak selalu kata keselamatan yang diucapkan mengindikasikan sesuatu yang negatif. Makna salaam atau selamat itu ada yang berkonotasi pasif yang biasanya ditujukan untuk suatu keburukan ada juga yang aktif yang lazim digunakan saat meraih keberhasilan. Yang negatif misalnya, saat Anda tidak mengalami bahaya yang berarti saat Anda terjatuh dari ketinggian, kemudian teman Anda mengucapkan selamat atas tidak terjadinya hal-hal yang fatal pada Anda, maka yang demikian itu adalah ucapan selamat yang pasif. Sedangkan yang positif misalnya, saat saudara Anda meraih sukses dalam karir, jabatan dan salarynya dinaikkan kemudian Anda mengucapkan selamat kepada saudara Anda itu, maka ucapan selamat seperti itu berarti yang bersifat aktif. Muhammad saw adalah manusia sukses yang wajar kalau ummatnya mengucapkan selamat yang aktif karena kesuksesannya itu.

Lebih dari itu, kita wajib berterima kasih kepada siapapun yang telah berjasa besar dalam kehidupan kita. Namun ada orang-orang tertentu yang kita sulit untuk membalas jasanya. Ibu misalnya, kita sulit untuk mengukur jasanya dengan apapun yang kita beri. Kalau ibu berjasa besar dalam mendidik kita, maka ibu Anda juga dididik oleh nenek Anda dan seterusnya hingga sampai kepada Rosulullah saw. Di dalam al-Qur'an Allah dan Malaikat-Nya selalu memberikan sholawat kepadanya. Karena kita sulit membalas jasa besarnya Rosulullah, kita hanya dipinta untuk membalas jasanya dengan memohonkannya kepada Allah. Karena itu orang yang tidak mau memberi sholawat dicap sebagai orang yang "pelit". Pelit karena dia bukan dituntut untuk membalas jasa Rosulullah, cuma hanya memohonkannya kepada Allah agar Allah yang melimpahkan sholawat itu sebagai tanda kita berbalas jasa.

Allahumma sholli 'alaa Muhammad...

3. Pertanyaan : Benarkah Nabi itu UMMIY..dalam arti tidak bisa baca tulis? Kalau benar bukankah itu bisa menurunkan derajat kenabiannya?

Jawab : Benar. Nabi memang ummiy dalam arti tidak bisa baca tulis namun saat di awal-awal saja tepatnya sebelum menerima wahyu. Setelah beliau menerima wahyu pertama yang berisikan perintah "membaca", maka Nabi mulai bermetamorfosis menjadi orang jenius dan terhebat yang pernah ada didunia sekaligus paling berpengaruh hingga kini.

Dalam al-Qur'an istilah ummiy sebenarnya tidak hanya menjelaskan ketidakbisaan membaca dan menulis saja, namun ada beberapa pengertian yang bisa disimpulkan dari beberapa keterangan yang terdapat didalam al-Qur'an, misalnya :

a. Orang-orang yang tidak pernah bersinggungan dengan al-kitab.
b. Orang-orang yang belum pernah didatangi oleh seorang nabi ataupun rasul.
c. Orang-orang yang terbelakang dan jauh dari kemajuan peradaban dan keilmuan.
d. Orang-orang yang dihinakan dan 'pantas' untuk dibohong-bohongi atau ditipu.
e. Orang-orang yang terbiasa dengan hal-hal mistis dan sihir.
f. Kaum yang memiliki sistem informasi lisan dalam bentuk dongeng dan cerita, serta suka menduga-duga dalam kebohongan.

0 komentar:

Posting Komentar