Senin, 02 April 2012

Membaca TUBUH dan Peningkatan IMAN

By : Rijal Muhammad

Apa yang masih membuat Anda belum yakin bahwa Allah itu benar-benar Ada? Pertanyaan ini akan sangat relatif sekali untuk dijawab oleh masing-masing orang, karena alasan masing-masing pun akan sangat beragam. Bisa jadi alasan sebagian orang sulit membayangkan sesuatu yang abstrak menjadi kongkrit karena selalu ingin mengetahui setelah ia melihat dan merasakan. Bisa jadi karena memiliki tendensi tertentu dengan sebuah doktrin sehingga melihat konsep ketuhanan dalam Islam menjadi sesutau yang irrasional kemudian menjadi apriori. Bisa jadi -meskipun dia seorang Muslim- karena tidak memanfaatkan potensi yang diberikan Allah berupa akal dan hati masih tidak juga merasakan kehadiran atau tanda-tanda atau bukti-bukti yang meyakinkan dirinya bahwa Allah itu ada, dan keberadaannya itu dekat sedekat urat nadi dalam leher.

Sebagai mu'min, tentunya yang menjadi panduan bagi mereka dalam memahami dan meyakini adanya Allah adalah apa yang Dia firmankan dalam al-Qur'an. Misalnya dalam QS. Fushilat : 53 yang berarti "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur'an itu benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?". Dalam ayat ini, Allah menegaskan dua objek yang bisa menjadi refrensi bagi manusia untuk melakukan kajian tentang-Nya sehingga menimbulkan keyakinan tentang wujud dan iradah-Nya, yaitu yang ada dalam segenaf ufuk/alam dan yang paling dekat yaitu diri manusia itu sendiri. Nah, pertanyaannya sudahkah kita mau melakukan kajian, renungan, observasi, analisa dan seterusnya yang bisa membuat kita sepenuhnya menyaadari bahwa Allah itu ada.

Memang hakikat Allah mustahil terjangkau oleh akal manusia. Namun perintahnya adalah menyadari kehadiran-Nya dengan melakukan pengamatan mendalam tentang ciptaan-Nya di alam ini, termasuk yang ada pada diri atau tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, hal besar yang terjadi pada diri manusia terutama para wanita yang mengalami proses kehamilan. Dijelaskan Allah dalam QS. Almu'minun ayat 12-14 tentang proses wujudnya janin hingga terlahir sebagai manusia ke dunia. Dimulai dari asal diciptakannya manusia dari saripati makanan yang berasal dari tanah yang akan menjadi air mani. Pertemuan air mani dengan ovum itu akhirnya membentuk segumpal darah (nuthfah. Dari nuthfah membentuk segumpal daging (mudhgah)dilanjutkan dengan terbentuknya tulang belulang ('idzham) berkembang dengan kokoh dalam rahim selama kurang lebih 9 bulan sebelum ia terlahir ke dunia ini. Penjelasan ini telah ada sebelum dunia kedokteran marak dan canggih seperti sekarang. Maka sebagai orang beriman hal luar biasa ini sebetulnya mampu meningkatkan keimanan mereka. Karena bagaimana tidak? Secara kasar bisa diucapkan, manusia hanya berusaha untuk menjadi wasilah saja. Mereka tidak bertanggung jawab untuk membentuknya saat telah ada dalam kandungan. Maka pertanyaan selanjutnya adalah, apakah semua itu terjadi secara kebetulan? Apakah proses rumit nan "njelimet" seperti itu terjadi dengan sendirinya? Mustahil, karena proses mesincanggih saja bisa mengalami trial dan error. Pasti ada kekuatan maha hebat yang bisa mengelola dan membentuk semua itu, yaitu Allah swt. Ya, mungkin buat sebagian orang, informasi luar biasa ini telah menjadi biasa karena mereka mengukur dan membandingkannya saat ini, disaat informasi tentang dunia kesehatan dan kedokteran demikiaan pesat. Tapi silahkan Anda membayangkan saat ayat ini diturunkan ditengah orang-orang yang awam tentang dunia kedokteran semacam ini. Jadi intinya tinggal tergantung daya iman seseorang dalam merenungi lebih jauh lagi terkait dengan kemantapan dan peningkatan iman seseorang.

Baiklah, kita beralih pada objek lain namun masih terkait dengan membaca tubuh manusia. Dalam sebuah hadits qudsi dijelaskan bahwa "seandainya bukan karena nur-mu (Muhammad) maka tak akan dicipta alam ini". Dalam redaksi yang lain tak akan dicipta bulan dan matahari. Hadits ini memang menegaskan bahwa adanya nur Muhammad itu sebagai legitimasi dari Allah untuk menciptakan makhluk yang lain. Demikian essensi kemuliaan Muhammad saw dari Allah swt meskipun sosoknya belum diwujudkan ke dunia. Apa yang bisa kita pelajari dari hal ini?. Silahkan perhatikan gambar berikut !
Kalau kita cermati memang bagian-bagian tubuh kita secara umum yang terdiri dari kepala, dua tangan, bagian tubuh meliputi dada dan perut serta dua kaki akan membentuk lafadz محـمـد (baca : Muhammad). Bagian kepala yang bulat berbentuk huruf mim. Kedua tangan bisa membentuk hurup ha yang tersambung. Bagian dada hingga perut bisa membentuk huruf mim juga. Dan kedua kaki bisa membentuk huuruf dal. Sehingga terhimpunlah huruf mim, ha, mim dan dal yang jika digabung akan terbaca Muhammad.

Apakah ini kebetulan?. Didalam Islam tidak ada yang namanya kebetulan karena Allah sudah merencanakan dan mengkreasinya semua. maka kembali kepada hadits qudsi diatas, rasanya Nur Muhammad begitu kuat yang Allah ejawantahkan kepada makhluk-Nya terutama pada manusia.

Baiklah, kita pindah lagi kepada bagian tubuh yang lain yang bisa memperkuat analisa kita bahwa Allah memperlihatkan sebagian tanda kebesaran-Nya pada diri kita. Perhatikan gambar berikut :


Ya ini gambar telinga anak saya, bagi yang peka dengan tulisan Arab maka akan terlihat guratan telinga itu membentuk lafadz Allah. Lalu apa kaitannya dengan tanda kebesaran Allah? Karena ternyata telinga yang membentuk lafadz Allah tidak saja pada anak saya, tapi juga telinga Anda, anak Anda bahkan tetangga Anda yang non-Muslim pun memiliki telinga yang sebetulnya memiliki guratan yang membentuk bacaan Allah. Memang tidak setiap orang memiliki guratan yang sangat jelas, tapi setidaknya perbedaan guratan itupun juga tidak terlalu jauh berbeda hanya jelas dan kurang jelas saja karena intinya adalah semua membentuk lafadz Allah.

Buat sebagian orang memang terlalu naif untuk melihat kebesaran Allah dari hal-hal seperti ini. Tapi mari kita lanjut membaca kebesaran Allah melalui tubuh ini. Coba renungkan, apa saja bagian tubuh Anda yang memanjang?, rambut..bulu-bulu yang ada ditubuh, kuku..ya.. semuanya bisa memanjang.. tapi pernahkah Anda merenungi bahwa gigi Anda akan memanjang..atau maaf, kemaluan Anda yang semakin memanjang? rasanya kepikiran pun tidak.. kenapa demikian? jawabannya bukan karena kebetulan, tapi pastinya Allah swt yang mendesainnya karena Dia telah membuat batasan tertentu untuk setiap makhluk atau ciptaannya.

Pernahkah juga Anda berfikir jika dikasih lubang hidung yang menghadap keatas, dua mata yang satu didepan yang satu dibelakang leher, lubang telinga yang memiliki kotoran yang tidak manis tentunya sehingga saat tidur tidak ada semut yang masuk. Bayangkan juga jari-jari yang ada ditangan dan kaki kita yang masing-masing terdiri dari 5 jari, apa jadinya jika hanya satu atau terlampau banyak hingga 10. Juga yang tidak kalah penting, -maaf- letak kemaluan seseorang yang berada dibagian tengah tubuh sebagai pusat kekuatan, bisa dibayangkan jika letaknya ada dilekukan badan seperti ketiak, pertengahan betis dan paha maka sudah disangsikan lagi efektifitasnya. Ini semua adalah yang mampu kita saksikan dengan mata telanjang. Belum lagi yang terdapat dalam tubuh yang tentunya sangat rumit. Proses terjadinya janin dari mulai sari pati tanah hingga menjadi manusia yang utuh berupa seorang bayi. Tidak ada satu teknologi tercanggihpun yang mampu mengerjakan tahapan-tahapan terciptanya bayi hingga terlahir sempurna. Maka, sesuatu yang rumit itu tidak mungkin akan terjadi dengan sendirinya, tanpa adanya Dzay Yang Maha Mencipta dan Mengatur Allah SWT.

Kita juga bisa belajar filosofi, etika serta hikmah yang mendalam dari tubuh ini. Biasanya Allah menciptakan bagian tubuh ini sepasang-sepasang. Ada dua tangan, dua kaki, dua telinga, dua lubang hidung, dua mata dan yang lainnya. Tapi ada juga yang diciptakan cuma satu seperti mulut dan kemaluan. Tentunya secara logika yang dicipta lebih banyak maka akan lebih banyak pula tugasnya. Karena itu, proses dan aktifitas mendengar dan melihat harus lebih banyak dibanding berbicara. Kebutuhan untuk melangkah dan bekerja harus lebih banyak dibanding penyaluran syahwat. Semua sudah diatur oleh-Nya, tinggal manusialah yang mempergunakannya dengan sebaik dan seadil mungkin. Masih dari anggota tubuh kita juga yaitu telinga. Perhatikan tekstur telinga yang dikreasi oleh Allah SWT dari tulang lunak. Anda bisa membayangkan jika dibuat dari tulang keras maka Anda tidak akan bisa tidur miring dimana telinga cenderung tertekan oleh kepala. Karena itu, meskipun telinga itu tertindih kepala saat tidur, telinga akan kembali kebentuk semulanya. Dari sini juga kita bisa belajar bahwa telinga sebagai wadah kita untuk mendengar harus bersifat lentur dan fleksibel, bukan kaku dan keras. Kalau ada informasi yang kita terima, maka janganlah diterima secara kaku sebelum kita memastikan kebenarannya. Banyak yang salah paham karena tidak mau mendengar. Banyak asumsi dan pernyataan yang salah bahkan bisa jadi fitnah karena orang tak mau melakukan "tabayun" atau kroscek terhadap kebenaran sebuah berita. Padahal Allah memerintahkan kita untuk melakukan tabayun atas berita yang kita terima terlebih jika berita itu disampaikan oleh orang fasik.

Dalam aktifitas yang kita lakukan juga misalnya, terutama dalam kaitannya dengan melaksanakan ibadah seperti shalat puasa dan lainnya, itu mencerminkan proses meniru, meneladani dan membesarkan Allah SWT sebagai Penciptanya. Bukan disini uraian untuk menjelaskan cara meneladani-Nya, tapi coba perhatikan gambar berikut sari salah satu aktifitas ibadah shalat yang kita lakukan :



Memang salah satu essensi shalat yang kita lakukan adalah untuk memuji Allah yang semua kehendak dan perbuatan-Nya adalah terpuji.

Masih terkait dengan shalat, coba juga perhatikan jari telunjuk kita pada saat tasyahud akhir terlihat jelas pada lipatan jari bagian bawah telunjuk membentuk lafadz Allah.
















Bahkan posisi otak kita pun seperti mengajarkan kita untuk bersujud.

















Coba kita beralih ke bagian lain. Ahli sains menemukan bahwa saluran-saluran udara di dalam paru-paru manusia membentuk kalimah 'La ilaha illallah Muhammadurrasulullah '.



































Masih ada beberapa gambar lagi terkait dengan kemahabesaran Allah yang diperlihatkan di tubuh ini.





Demikian beberapa gambar yang bisa dibaca oleh kita sebagai bukti tanda Kemahabesaran Allah sekaligus ingin mengeaskan bahwa Dia benar-benar ada dan menciptakan kita semua. Tanda-tanda ini memang merupakan tanda dzohir yang bisa kita analisa secara indrawi. Namun yakinlah, didalam tubuh ini masih banyak yang Allah kreasi sebagai bagian dari bukti kebesaran-Nya yang tak bisa dilihat diraba dan dirasa oleh indra kita. Dari pemaparan ini, sebagai orang yang beriman semestinya kita menjadi lebih beriman kepada-Nya.

Sebagai renungan, jika kita telah melihat kebesaran Allah pada tubuh kita ini, masih merasa besarkah kita sehingga kita tidak mau menyembah dengan tulus kepada Yang Maha Besar itu? Semoga kita benar-benar sadar, bahwa kita adalah makhluk yang lemah yang sangat bergantung kepada Dzat Yang Maha Kuat Allah SWT. Kesadaran yang kita buktikan dengan tunduk dan patuh kepada-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar